(sumber :
situsbiologiindonesia.blogspot.com)
Suatu
kromosom terdiri dari beberapa bagian yaitu kromatid, kromomer, sentromer atau
kinetokor, satelit, dan telomer.
1. Kromatid
Kromatid
adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom. Kromatid masih
melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid
adalah kromonema. Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang
terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap interfase).
Kromonema sebenarnya merupakan istilah untuk tahap awal pemintalan kromatid.
Jadi, kromonema dan kromatid merupakan dua istilah untuk struktur yang sama.
2. Kromomer
Kromomer
adalah penebalan-penebalan pada kromonema. Kromomer ini merupakan struktur
berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatin yang
terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas terlihat pada
kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah direplikasi berulang kali
tanpa adanya pemisahan dan terletak berdampingan sehingga bentuk kromosom
seperti kawat)
3. Sentromer
Sentromer
adalah daerah konstriksi (lekukan primer) di sekitar pertengahan kromosom. Pada
sentromer terdapat kinetokor. Kinetokor adalah bagian kromosom yang yang
merupakan tempat perlekatan benang spindel selama pembelahan inti dan merupakan
tempat melekatnya kromosom.
4. Lekukan kedua
Pada
beberapa kromosom terdapat lekukan kedua yang berada di sepanjang lengan dan
berhubungan nucleolus. Oleh karena itu disebut dengan NOR (Nucleolar
Organizing Regions).
5. Satelit
Satelit
adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di ujung lengan
kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi sekunder di daerah
tersebut. Tidak semua kromosom memiliki satelit.
6. Telomer
Telomer
merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung pada kromosom. Telomer
berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian terujung kromosom agar DNA di daerah
tersebut tidak terurai. Karena pentingnya telomer, sel yang telomer kromosomnya
mengalami kerusakan umumnya segera mati.
Gb. Struktur kromosom
Gb. Kromomer dan Kromonema suatu
kromosom
(sumber :
situsbiologiindonesia.blogspot.com)
Letak
sentromer pada kromosom membedakan jenis kromosom. Berdasarkan letak sentromer,
kromosom dibedakan menjadi:
- Telosentrik : sentromer
terletak di ujung kromosom sehingga kromosom hanya memiliki sebuah lengan
dan berbentuk seperti huruf I. Kromosom manusia tidak ada yang berbentuk
telosentrik.
- Akrosentrik : sentromer
terletak di dekat ujung kromosom. Satu lengan kromosom sangat panjang,
sedangkan lengan lainnya sangat pendek.
- Submetasentrik : sentromer
terletak di submedian (ke arah salah satu ujung kromosom) dan membagi
lengan kromosom menjadi dua lengan yang tidak sama panjang. Satu lengan
panjang dan satu lengan pendek, seperti huruf L.
- Metasentrik : sentromer
terletak di tengah, membagi lengan kromosom menjadi dua lengan yang hampir
sama panjang seperti huruf V.
Gb.
Bentuk-bentuk kromosom
Istilah
gen diperkenalkan pertama kali oleh W. Johannsen (1909). Gen adalah
suatu unit keturunan berupa segmen tertentu dari molekul DNA yang umumnya
terletak dalam kromosom dan memperlihatkan ekspresinya berupa penampakan fisik
(fenotip). Seorang ahli genetika dari Amerika bernama Thomas Hunt Morgan
melakukan percobaan pada lalat buah (Drosophila melanogaster),
mengemukakan bahwa faktor keturunan yang dinamakan gen tersimpan dalam
kedudukan tertentu pada kromosom yang disebut lokus. Secara skematis,
lokus merupakan simpul atau bulatan berderet yang jaraknya diukur dalam satuan milimorgan
(mM). Kromosom mengandung ribuan gen. Pada manusia setidaknya terdapat 100.000
gen. Untuk lebih lanjut silakan klik link ini .
Gb. Posisi gen dalam kromosom
homolog
Selain DNA, sebagian besar sel
prokariot dan sel eukariot juga memiliki asam nukleat yang lain yaitu RNA. RNA
singkatan dari ribonucleic acid atau asam ribonukleat. RNA merupakan
hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang
jauh lebih pendek dibanding DNA. Tidak seperti DNA yang biasanya dijumpai di
dalam inti sel, kebanyakan RNA ditemukan di dalam sitoplasma, terutama di
ribosom. Berikut akan diuraikan tentang struktur RNA dan macam RNA.
1. Struktur RNA
Molekul
RNA mempunyai bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA memiliki bentuk pita tunggal
dan tidak berpilin. Tiap pita RNA merupakan polinukleotida yang tersusun atas
banyak ribonukleotida. Tiap ribonukleotida tersusun atas gula ribosa,
basa nitrogen, dan asam fosfat.
Basa
nitrogen RNA juga dibedakan menjadi basa purin dan basa pirimidin. Basa
purinnya sama dengan DNA tersusun atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan
basa pirimidinnya berbeda dengan DNA yaitu tersusun atas sitosin (C) dan urasil
(U).
Gb. Struktur RNA
Tulang
punggung RNA tersusun atas deretan ribosa dan fosfat. Ribonukleotida RNA
terdapat secara bebas dalam nukleoplasma dalam bentuk nukleosida trifosfat,
seperti adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat (GTP), sistidin trifosfat
(CTP), dan uridin trifosfat (UTP). RNA disintesis oleh DNA di dalam inti sel
dengan menggunakan DNA sebagai cetakannya.
Berikut merupakan perbandingan
antara struktur DNA dan struktur RNA
Transkripsi
merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, sehingga terjadi
proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Fungsi ini disebut fungsi heterokatalis
DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu RNA. Sebuah rantai DNA
digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan enzim polimerase.
Enzim tersebut menempel pada kodon permulaan, umumnya adalah kodon untuk asam
amino metionin. Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang disalin terbuka.
Akibatnya, dua utas DNA berpisah. Salah satu polinukleotida berfungsi sebagai
pencetak atau sense, yang lain sebagai gen atau antisense.
Misalnya pencetak memiliki urutan basa G-A-G-A-C-T, dan yang berfungsi sebagai
gen memiliki urutan basa komplemen C-T-C-T-G-A. Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T,
maka RNA hasil cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, RNA C-U-C-U-G-A merupakan hasil
kopian dari DNA C-T-C-T-G-A (gen), dan merupakan komplemen dari pencetak.
Transkripsi
DNA akan menghasilkan mRNA (messenger RNA). Pada organisme eukariot, mRNA yang
dihasilkan itu tidak langsung dapat berfungsi dalam sintesis polipeptida, sebab
masih mengandung segmen-segmen yang tidak berfungsi yang disebut intron.
Sedangkan segmen-segmen yang berfungsi untuk sintesis protein disebut ekson.
Di dalam nukleus terjadi pematangan/pemasakan mRNA yaitu dengan jalan
melepaskan segmen-segmen intron dan merangkaikan segmen-segmen ekson. Gabungan
segmen-segmen ekson membentuk satu rantai/utas mRNA yang mengandung sejumlah
kodon untuk penyusunan polipeptida. Rantai mRNA ini dikenal sebagai sistron.
Gb. Proses pematangan mRNA dengan
membuang bagian intron
Proses
transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada di dalam
nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju
sitoplasma dan melekat pada ribosom. Ini dimaksudkan agar gen asli tetap
terlindung, sementara hasil kopinya ditugaskan untuk melaksanakan pesan-pesan
yang dikandungnya. Jika RNA rusak, akan segera diganti dengan hasil kopian yang
baru
1. Inisiasi (permulaan)
Daerah
DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut sebagai promoter.
Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga menentukan yang
mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
2. Elongasi
(pemanjangan)
Saat
RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka untaian heliks ganda DNA dengan
bantuan enzim polimerase, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas
dari cetakan DNA-nya.
3. Terminasi (pengakhiran)
Transkripsi
berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator.
Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi
sebagai kodon terminasi (kode stop) yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada akhir kodon terminasi, yaitu ketika polimerase
mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel
eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di
dalam mRNA. Pada titik yang jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini
dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.
Gen-gen
yang terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog dinamakan alel.
Istilah alel diperkenalkan oleh W. Bateson dan E.R. Saunders pada
tahun 1902. Alel berasal dari kata latin allelon yang berarti bentuk
lain. Gen terdiri atas sepasang alel yang sejenis atau berlainan.Gen pengendali
sifat tertentu biasa diberi simbol dengan huruf pertama dari sifat tersebut.
Lambang huruf besar merupakan karakter dominan, sedangkan huruf kecil merupakan
karakter resesif. Oleh karena adanya dominan dan resesif, penampakan organisme
tidak selalu mengungkapkan komposisi genetiknya. Penampakan organisme
secara fisik disebut fenotip dan dan penyusun genetiknya disebut genotip.
Oleh karenanya, pengertian fenotip adalah karakteristik atau ciri yang dapat
diukur dan nyata pada suatu individu. Fenotip biasanya dinyatakan dengan
kata-kata misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dan sebagainya.
Sebaliknya, pengertian genotip adalah susunan genetis suatu karakter yang
dimiliki oleh suatu individu; biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda huruf
pertama dari fenotip. Oleh karena individu bersifat diploid, maka genotip
dinyatakan dengan huruf dobel, misalnya AA, Aa, aa, AABB, AaBb, dan sebagainya.
Contohnya
gen B adalah simbol untuk sifat biji bulat, sedangkan gen b untuk
sifat biji keriput. Istilah dominan digunakan karena gen ini dapat mengalahkan
ekspresi gen alelnya. Pada contoh di atas, gen B mengalahkan ekpresi gen
b sehingga ekspresi tanaman yang bergenotip Bb adalah tanaman
biji bulat, walaupun dalam tanaman tersebut mengandung gen untuk sifat keriput.
Gen b menimbulkan karakter resesif, yang berarti ekspresi gen b
ditutupi (tidak memiliki efek yang jelas pada penampakan organisme) bila
bersama-sama dengan gen B. Pengertian resesif di sini adalah sifat yang
dikalahkan/ditutupi sifat lain. Sebaliknya, gen B (dapat membentuk biji
bulat) disebut dominan terhadap gen b karena gen B diekspresikan
sepenuhnya pada penampakan fisik organisme. Dominan adalah sifat yang
mengalahkan/menutupi sifat lain.
Genotip
makhluk hidup ada yang homozigot dan heterozigot. Homozigot misalnya BB
dan bb, yaitu bila pengaruh kedua alel untuk menumbuhkan suatu karakter
yang sama dominannya sehingga kedua alel ditulis dengan huruf yang sama.
Genotip BB dinamakan homozigot dominan, sedangkan bb merupakan
homozigot resesif. Alel heterozigot adalah dua alel yang berbeda untuk sebuah
gen, misalnya Bb. Adapun genotip Bb adalah heterozigot dominan
karena gen B untuk sifat biji bulat menutupi gen b untuk sifat
biji keriput. Contoh lainnya adalah gen penentu warna merah pada bunga,
memiliki pasangan gen penentu warna putih, sehingga sifat yang muncul tidak
sama, maka disebut juga sebagai alel heterozigot.
Homozigot
merupakan individu yang kromosom-kromosomnya memiliki gen-gen identik dari
sepasang atau suatu seri alel. Individu homozigot hanya membentuk satu macam
gamet saja. Misalnya individu homozigot BB hanya membentuk gamet B saja,
dan karena itu individu homozigot selalu berkembang biak secara murni.
Heterozigot
merupakan individu yang kromosom-kromosomnya memiliki gen-gen berlainan dari
sepasang atau suatu seri alel tertentu. Misalnya individu dengan genotip Aa,
Bb, AaBb adalah heterozigot. Individu heterozigot membentuk lebih dari satu
macam gamet. Contohnya individu Aa membentuk gamet-gamet A dan a.
Gb. Letak gen dan alel pada kromosom
(Sumber : Buku Sekolah Elektronik
Biologi kelas XII)
Gb. Alel heterozigot pada bunga yang
menentukan warna bunga menjadi ungu
Gen
memiliki peranan, antara lain untuk mengatur perkembangan dan proses
metabolisme individu, menyampaikan informasi genetik dari generasi ke generasi
berikutnya, serta mengontrol pembuatan polipeptida.
Gen
mengontrol pembuatan polipeptida (protein) tertentu. Satu gen mengontrol pembuatan
satu macam polipeptida. Polipeptida digunakan sebagai penyusun sel (sebagai
protein struktural), ada pula polipeptida yang difungsikan menjadi enzim
(sebagai protein fungsional). Dengan demikian gen mengontrol baik struktur
maupun fungsi metabolisme sel. Dengan kata lain, gen mengendalikan sifat-sifat
makhluk hidup.
Secara
kimiawi, gen merupakan sepenggal DNA yang memiliki urutan basa tertentu dan
berfungsi mengkode pembuatan satu macam polipeptida. Panjang pendeknya urutan
basa (gen) menentukan panjang pendeknya rantai asam amino pada polipeptida.
Semakin panjang urutan basa, semakin panjang asam amino yang menyusun
polipeptida itu.
Macam-macam RNA
RNA dapat dibedakan menjadi dua
kelompok utama, yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik.
- RNA
genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang
sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan genetik. RNA genetik hanya
ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus.
Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik
maupun dalam mengatur aktivitas sel.
- RNA
non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan
sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA jenis ini hanya dimiliki oleh
makhluk hidup yang juga memiliki DNA. Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA
non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.
1) mRNA (messenger RNA)
atau ARNd (ARN duta)
mRNA merupakan RNA yang urutan
basanya komplementer (berpasangan) dengan salah satu urutan basa rantai DNA.
RNA jenis ini merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal linier dan
disintesis oleh DNA di dalam nukleus. Panjang pendeknya mRNA berhubungan dengan
panjang pendeknya rantai polipeptida yang akan disusun. Urutan asam amino yang
menyusun rantai polipeptida itu sesuai dengan urutan kodon yang terdapat di
dalam molekul mRNA yang bersangkutan. mRNA bertindak sebagai pola cetakan
pembentuk polipeptida. Adapun fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode
genetik dari DNA di inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma. mRNA ini dibentuk
bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka akan dihancurkan dalam plasma.
RNA jenis ini dibentuk di dalam
nukleus, tetapi menempatkan diri di dalam sitoplasma. tRNA merupakan RNA
terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Fungsi lain tRNA
adalah mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan disusun menjadi
protein dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian tRNA yang berhubungan dengan kodon
dinamakan antikodon.
Gb. Struktur tRNA
3) rRNA (ribosomal RNA)
atau ARNr (ARN ribosomal)
RNA ini disebut ribosomal RNA karena
terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam nukleus. RNA ini berupa pita
tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA.
Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein
yang bergerak ke satu arah sepanjang mRNA. Di dalam ribosom, molekul rRNA ini
mencapai 30-46%.
Dengan adanya penjelasan materi di
atas, terdapat perbedaan antara DNA dan RNA.
Tabel . Perbedaan DNA dan RNA
DNA (Deoxyribo Nukleat Acid)
|
RNA (Ribo Nukleat Acid)
|
|
- Letak
|
Dalam inti sel, mitokondria, kloroplas, senriol.
|
Dalam inti sel, sitoplasma dan ribosom.
|
- Bentuk
|
Polinukleotida ganda yang terpilin panjang
|
Polinukleotida tunggal dan pendekl
|
- Gula
|
Deoxyribosa
|
Ribosa
|
- Basanya
|
Golongan purin : adenine dan guanine
Golongan pirimidin : cytosine dan
timin
|
Golongan purin : adenine dan guanine
Golongan pirimidin : cytosine dan
urasil
|
- Fungsi
|
-
mengontrol sifat yang menurun
-
sintesis protein
-
sintesis RNA
|
- sintesis protein
|
- Kadarnya
|
Tidak dipengaruhi sintesis protein.
Letak basa nitrogen dari kedua
pita ADN saling berhadapan dengan pasangan yang tetap yaitu Adenin selalu
berpasangan dengan Timin, Cytosin dengan Guanin. Kedua pita itu diikatkan
oleh ikatan hidrogen.
|
Dipengaruhi sintesis protein.
Macam ARN :
ARN duta
ARN ribosom
ARN transfer
|
Gb. Jenis-jenis RNA yang dibentuk
dari hasil transkripsi DNA merupakan bahan dasar sintesis protein
DNA merupakan molekul hidup karena
mampu melakukan penggandaan diri (replikasi). Fungsi ini disebut fungsi autokatalisis
karena DNA mampu mensistesis dirinya sendiri. Replikasi merupakan peristiwa
sintesis DNA. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai
nukleotida baru dari rantai nukleotida lama. Prosesnya dengan menggunakan
komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama
dengan molekul DNA lama. Proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim
helikase, enzim polimerase, dan ligase. Ada tiga kemungkinan terjadinya
replikasi DNA, yaitu konservatif, semikonservatif, dan dispersif.
Gb. Replikasi DNA
- a.
Model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama
tetap tidak berubah, berfungsi sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru.
Replikasi ini mempertahankan molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA
baru.
- b.
Model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah
dan rantai baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing
rantai DNA lama. Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang
masing-masing mengandung satu rantai cetakan molekul DNA lama dan satu
rantai baru hasil sintesis.
- c.
Model dispersif, yaitu beberapa bagian dari
kedua rantai DNA lama digunakan sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA
baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya diperoleh rantai DNA lama dan baru
yang tersebar pada rantai DNA lama dan baru. Replikasi ini menghasilkan dua
molekul DNA lama dan DNA baru yang saling berselang-seling pada setiap
untai.
Setelah berhasil membuat model
struktur DNA, Watson dan Crick memprediksi bahwa DNA bereplikasi dengan cara
semikonservatif. Kemudian pada tahun 1958, Matthew Meselson dan Franklin
Stahl melakukan percobaan untuk menguji ketiga alternatif hipotesis
replikasi DNA tersebut dengan menggunakan DNA bakteri Eschericia coli.
Hasilnya ternyata mendukung model replikasi semikonservatif yang telah
diprediksi oleh Watson dan Crick.
Proses replikasi dimulai ketika
enzim DNA polimerase memisahkan dua untai DNA heliks ganda, seperti ritsleting
terbuka. Kemudian, setiap untai DNA yang “lama” akan berfungsi sebagai cetakan
yang menentukan urutan nukleotida di sepanjang untai DNA komplementer baru yang
bersesuaian dengan cara mendeteksi basa komplemennya. Setelah mendapatkan
pasangan yang sesuai, nukleotida yang baru tersebut disambung satu sama lain
untuk membentuk tulang punggung gula-fosfat untai DNA yang baru. Jadi, setiap
molekul DNA terdiri atas satu untai DNA “lama” dan satu untai DNA “baru”.
Sekarang, terdapat dua molekul DNA yang sama persis dengan satu molekul DNA
induk. Enzim DNA polimerase memiliki fungsi lain, yaitu mengoreksi DNA yang
baru terbentuk, membetulkan setiap kesalahan replikasi, dan memperbaiki DNA
yang rusak. Adanya fungsi tersebut menjadikan rangkaian nukleotida DNA sangat
stabil dan mutasi jarang terjadi.
Jumlah
kromosom dalam sel bervariasi, tergantung pada jenis makhluk hidupnya. Namun,
jumlah kromosom pada tiap jenis makhluk hidup selalu tetap. Panjang kromosom
juga berbeda-beda. Hewan cenderung memiliki kromosom yang pendek (4-6µm),
sedangkan tumbuhan cenderung memiliki kromosom yang panjang (mencapai 50µm).
Panjang kromosom pada tiap-tiap makluk hidup berbeda – beda berkisar antara 0,2
– 20 mikron. Pada umumnya semakin sedikit jumlah kromosom pada suatu makluk
hidup semakin panjang kromosomya.
Gb. Ukuran kromosom
Tabel berikut adalah tabel yang berisi
nama organisme dan jumlah kromosom yang dimilikinya.
Tabel 1. Jumlah kromosom pada
beberapa jenis organisme
Dari
data pada tabel di atas ternyata jumlah kromosom tidak dapat digunakan sebagai
penentu tinggi rendahnya tingkatan makhluk hidup dan jauh dekatnya kekerabatan.
Makhluk hidup yang memiliki tingkatan lebih rendah belum tentu memiliki jumlah
kromosom yang lebih sedikit.
Jika
informasi ini dalam bentuk bahasa, DNA memerlukan alfabet/huruf yang lebih
banyak, tata bahasa yang lebih kompleks, dan ruang yang cukup. Jadi yang
memungkinkan adalah bahwa informasi ini dibawa dalam bentuk kode-kode. Setiap
pesan DNA yang dibawa dalam bentuk 4 alfabet DNA disebut kriptogram.
Informasi
yang terdapat dalam rangkaian basa pada DNA dikenal sebagai kode genetik. Kode
genetik adalah suatu informasi dengan menggunakan huruf sebagai lambang
basa nitrogen (A, T, C, dan G) yang dapat menerjemahkan macam-macam asam amino
dalam tubuh. Dengan kata lain, kode genetik adalah cara pengkodean urutan
nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat
sintesis protein. Macam molekul protein tergantung pada asam amino penyusunnya
dan panjang pendeknya rantai polipeptida.
Pada
tahun 1968, Nirenberg, Khorana dan Holley menerima hadiah nobel untuk
penelitian mereka yang sukses menciptakan kode-kode genetik yang hingga
sekarang kita kenal. Seperti kita ketahui saat ini, ada 20 macam asam amino penting
yang dapat dirangkai membentuk jutaan polipeptida.
Untuk
memudahkan mempelajarinya, asam amino ditulis secara singkat dengan
mencantumkan 3 huruf pertama dari nama asam amino itu. Misalnya, asam amino
prolin disingkat Pro, sistein ditulis Sis, dan seterusnya.
Tabel 2. Nama 20 Asam Amino dan
singkatannya
Para
peneliti melakukan penelitian pada bakteri E. Coli. Mula mula digunakan basa
nitrogen kode singlet (kode yang terdiri atas satu huruf atau satu
basa), maka diperoleh 4 (41) asam amino saja yang dapat
diterjemahkan. Padahal ke 20 asam amino itu harus diterjemahkan semua agar
protein yang dihasilkan dapat digunakan. Kemudian para ilmuwan mencoba lagi
dengan kode duplet (kombinasi dua basa), namun baru dapat
menerjemahkan 16 (42) asam amino. Ini pun belum cukup. Kemudian yang
terakhir dicoba adalah kode triplet (kombinasi 3 basa) yang dapat
menerjemahkan 64 (43) asam amino.
Berdasarkan
hasil berbagai percobaan, terbukti bahwa kombinasi tiga basa adalah yang paling
mungkin untuk mengkode asam amino. Tiga basa tersebut yang mewakili informasi
bagi suatu asam amino tertentu dinamakan kode triplet atau kodon.
Tabel 3. Hasil Percobaan Francis
Crick
Kode Singlet
(Mengkode satu asam Amino)
|
Kode Duplet
(Mengkode 16 Asam Amino)
|
Kode Triplet
(Mengkode 64 Asam Amino)
|
A
|
AA
AG AC
AT
|
AAA
AAG AAC AAT
AGA
AGG AGC AGT
ACA
ACG ACC ACT
ATA
ATG ATC ATT
|
G
|
GA
GG GC
GT
|
GAA
GAG GAC GAT
GGA
GGG GGC GGT
GCA
GCG GCC GCT
GTA
GTG GTC
GTT
|
C
|
CA
CG
CC CT
|
CAA
CAG CAC CAT
CGA
CGG CGC CGT
CCA
CCG CCC
CCT
CTA
CTG
CTC CTT
|
T
|
TA
TG
TC TT
|
TAA
TAG TAC TAT
TGA
TGG TGC TGT
TCA
TCG TCC TCT
TTA
TTG
TTC TTT
|
Hal
ini tidak mengapa, meskipun jumlah asam amino ini melebihi jumlah 20 macam asam
amino. Terjadi suatu “kelimpahan” dalam kode genetika, di mana terdapat
lebih dari satu kodon memberi kode bagi satu asam amino tertentu. Misalnya asam
amino phenilalanin yang merupakan kode terjemahan dari kodon UUU atau UUC.
Istilah yang diberikan oleh para ahli genetika pada kelimpahan semacam ini
adalah degenerasi atau mengalami redundansi. Dapat dikatakan kode
genetik bersifat degeneratif dikarenakan 18 dari 20 asam amino ditentukan oleh
lebih dari satu kodon, yang disebut kode sinonimus. Hanya metionin dan
triptofan yang mempunyai kodon tunggal. Kodon sinonimus mempunyai perbedaan
pada urutan basa ketiga.
Selain
itu terdapat pula kodon-kodon yang memiliki fungsi yang sama. Misalkan fungsi
kodon asam asparat (GAU dan GAS) sama dengan fungsi kodon asam tirosin
(UAU,UAS) dan juga triptopan (UGG). Hal ini justru sangat menguntungkan pada
proses pembentukkan protein karena dapat menggantikan asam amino yang
kemungkinan rusak.
Proses
sintesis protein (polipeptida) baru akan diawali apabila ada kodon AUG yang
mengkode asam amino metionin, karenanya kodon AUG disebut sebagai kodon
permulaan (kode ‘start’). Sedangkan berakhirnya proses sintesis
polipeptida apabila terdapat kodon UAA, UAG, dan UGA (pada prokariotik) dan UAA
(pada eukariotik). Kodon UAA,UAG, dan UGA tidak mengkode asam amino apapun dan
merupakan agen pemotong gen (tidak dapat bersambung lagi dengan double helix
asam amino) disebut sebagai kodon terminasi/kodon nonsense (kode ‘stop’).
Kode genetik berlaku universal, artinya kode genetik yang sama berlaku untuk
semua jenis makhluk hidup.
Dengan
adanya kodon permulaan dan kodon terminasi, berarti tidak semua urutan
basa berfungsi sebagai kodon. Yang berfungsi sebagai kodon hanyalah urutan basa
yang berada di antara kodon permulaan dan kodon terminasi. Urutan basa yang
terletak sebelum kodon permulaan dan setelah kodon penghenti tidak dibaca
sebagai kodon.
Tabel 4. Kode genetik
Di
dalam sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup, biasanya kromosom berpasangan atau
diploid (2n), sedangkan di dalam sel gamet biasanya tidak berpasangan (tunggal)
atau haploid (n). Jadi, baik sperma maupun ovum mengandung n kromosom. Jika
terjadi pembuahan antara sperma (n kromosom) dengan ovum (n kromosom) maka akan
terbentuk sel zigot (2n), membelah secara mitosis membentuk sel tubuh (2n
kromosom). Kromosom yang berpasangan itu dinamakan kromosom homolog. Anggota
kromosom homolog memiliki panjang dan posisi sentromer yang sama. Satu
perangkat kromosom yang dimiliki oleh suatu spesies makhluk hidup dinamakan genom
kromosom. Istilah ini juga digunakan untuk merujuk DNA secara keseluruhan
di dalam sel, uang disebut sebagai genom DNA.
Kromosom
dibedakan menjadi dua, yaitu autosom dan gonosom. Autosom adalah
kromosom yang terdapat pada sel-sel tubuh (somatis) sehingga disebut juga kromosom
tubuh, disingkat dengan huruf A. Adapun gonosom adalah kromosom yang
terdapat pada sel kelamin (gamet) sehingga disebut juga kromosom kelamin atau
kromosom seks. Kromosom kelamin itulah yang membedakan organisme menjadi
jantan atau laki-laki dan betina atau perempuan. Berikut adalah penampakan
kromosom (karyotipe) pada manusia. Perhatikan gambar berikut :
Gb. Kariotipe kromosom pada manusia
Manusia
memiliki 46 kromosom, tepatnya 23 kromosom homolog. Dari jumlah tersebut, 44
(atau 22 pasang) merupakan autosom (A) dan 2 (atau sepasang) merupakan gonosom.
Seorang perempuan memiliki 22 pasang autosom dan sepasang kromosom X sehingga
rumus kromosomnya 22AAXX. Seorang laki-laki memiliki 22 pasang autosom dan 1
kromosom X serta 1 kromosom Y sehingga rumus kromosomya 22AAXY.
DNA
adalah singkatan dari deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat,
merupakan suatu makromolekul yang tersusun oleh nukleotida sebagai molekul
dasarnya yang membawa sifat gen. Sering disebut juga asam nukleat atau asam
inti. Disebut asam inti karena DNA biasanya terdapat dalam nukleus (inti). Ada
pula DNA yang terdapat di luar nukleus, misalnya di dalam kloroplas,
mitokondria dan sentriol. Berikut akan dibahas struktur dan replikasi DNA.
Sebelumnya,
DNA dianggap terlalu sederhana untuk menampung informasi genetik. Awalnya
protein dipercaya merupakan tempat penyimpanan informasi genetik karena protein
terdiri dari 20 macam asam amino. DNA yang merupakan asam nukleat terdiri dari
empat macam nukleotida (akan dibahas pada materi berikutnya) justru dianggap
sebagai penyokong protein.
Sekilas
protein terlihat memiliki kapasitas penyimpanan yang besar. Misalnya seuntai
tujuh jenis asam amino yang berbeda dapat diatur menjadi sekitar satu juta
kemungkinan susunan yang berbeda. Namun berdasarkan hasil penelitian Oswarld
Avery, Colin MacLeod, dan Macyln Mc Carty menunjukkan bahwa justru
komponen DNA-lah dan bukan protein yang membawa informasi genetik.
Semua
aktivitas sel dikendalikan oleh aktivitas nukleus. Cara pengendalian ini
berkaitan dengan aktivitas nukleus memproduksi protein, dimana protein ini
merupakan penyusun utama dari semua organel sel maupun penggandaan kromosom.
Contoh protein yang dapat dihasilkan seperti protein struktural yang digunakan
sebagai penyusun membran sel dan protein fungsional (misalnya enzim) yang
digunakan sebagai biokatalisator untuk berbagai proses sintesis dalam sel.
Protein
adalah polipeptida (gabungan dari beberapa asam amino). Maka untuk membentuk
suatu protein diperlukan bahan dasar berupa asam amino. Polipeptida dikatakan
protein jika paling tidak memiliki berat molekul kira-kira 10.000. Di dalam
ribosom, asam amino-asam amino dirangkai menjadi polipeptida dengan bantuan
enzim tertentu. Polipeptida dapat terdiri atas 51 asam amino (seperti pada
insulin) sampai lebih dari 1000 asam amino (seperti pada fibroin, protein
sutera). Macam molekul polipeptida tergantung pada asam amino penyusunnya dan
panjang pendeknya rantai polipeptida
Sintesis
protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun begitu, DNA
tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida karena harus melalui
RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi
genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode
di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.
Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan
polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik.
Suatu
konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu jenis makhluk
menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik dari DNA ke asam amino
(protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik. Tahap pertama
dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi mRNA. Tahap kedua
dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode genetik pada RNA
menjadi urutan asam amino.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar